Bekangan ini banyak ataupun terlalu sering kita mendengar adanya fatwa haram mengenai berbagai perilaku ataupun gaya hidup yang sudah menjadi budaya ditengah-tengah kehidupan masyarakat.Fatwa mengenai haramnya rokok misalnya yang telah dikeluarkan majelis tarjih Muhammadiyah,serta haramnya rebonding,prewedding yang baru-baru ini keluar dari hasil bahtsul masa’il beberapa pondok pesantren di jawa timur.
Berbagai tanggapan pun bermunculan di tengah-tengah masyarakat,ada yang mendukung ada yang menolak ,bahkan ada yang mencela hal ini wajar mengingat perbedaan pasti akan selalu ada dalam masalah furu’iyah,jangankan sekarang yang jenis permasalahan semakin kompleks,sejak dulupun sudah ada perbedaan pendapat atau fatwa.
Perbedaan fatwa yang ada tidak selamanya menunjukkan adanya pertentangan sebab perbedaan-perbedaan itu terjadi karena essensi dan urgensi keadaan tempat dan zaman yang bersangkutan.
Dan menurut Pendapat Abu Nawas tokoh yang di kenal lucu dan konyol namun kadar Intektualitasnya sangat menonjol,manusia itu ada tiga tingkatan,sebagai ilustrasi tiga macam orang yang ada ini sama-sama melihat bintang dimalam hari :1.Orang yang pertama mengatakan bahwa bintang itu kecil karena ia hanya melihat dengan mata kepalanya dan ini adalah gambaran orang yang bodoh. 2.orang ke dua yang berpendapat bahwa bintang itu besar ini adalah gambaran orang yang berilmu ,3.Dan yang ketiga berpendapat bahwa bintang itu kecil meskipun sebenarnya ia tahu bahwa bintang itu besar tetapi akan tetap kecil jika di bandingkan dengan ke Maha besaran Allah ini adalah gambaran dari orang berilmu yang beriman.
Melihat kenyataan yang seperti ini kita sebagai mahasiswa harus mempunyai sikap yang jelas serta bijaksana dalam menyikapi sesuatu,karena kita punya lebih banyak kesempatan untuk mengoptimalkan akal kita dan akhirnya memang pantas kalau disebut kaum intelektual.
Yang jelas mahasiswa kalau berkomentar harus punya dasar,kalau berpendapat harus ada argument yang tepat.semoga kita tidak termasuk orang-orang yang Tersesat,dan akhirnya selamat dunia dan akhirat,Ami...n.
Ditulis pada Tahun 2010 Zaman
Ali shodiqin dan Fathul Qorib diolah dari FDSD
Ali shodiqin
Berbagai tanggapan pun bermunculan di tengah-tengah masyarakat,ada yang mendukung ada yang menolak ,bahkan ada yang mencela hal ini wajar mengingat perbedaan pasti akan selalu ada dalam masalah furu’iyah,jangankan sekarang yang jenis permasalahan semakin kompleks,sejak dulupun sudah ada perbedaan pendapat atau fatwa.
Perbedaan fatwa yang ada tidak selamanya menunjukkan adanya pertentangan sebab perbedaan-perbedaan itu terjadi karena essensi dan urgensi keadaan tempat dan zaman yang bersangkutan.
Dan menurut Pendapat Abu Nawas tokoh yang di kenal lucu dan konyol namun kadar Intektualitasnya sangat menonjol,manusia itu ada tiga tingkatan,sebagai ilustrasi tiga macam orang yang ada ini sama-sama melihat bintang dimalam hari :1.Orang yang pertama mengatakan bahwa bintang itu kecil karena ia hanya melihat dengan mata kepalanya dan ini adalah gambaran orang yang bodoh. 2.orang ke dua yang berpendapat bahwa bintang itu besar ini adalah gambaran orang yang berilmu ,3.Dan yang ketiga berpendapat bahwa bintang itu kecil meskipun sebenarnya ia tahu bahwa bintang itu besar tetapi akan tetap kecil jika di bandingkan dengan ke Maha besaran Allah ini adalah gambaran dari orang berilmu yang beriman.
Melihat kenyataan yang seperti ini kita sebagai mahasiswa harus mempunyai sikap yang jelas serta bijaksana dalam menyikapi sesuatu,karena kita punya lebih banyak kesempatan untuk mengoptimalkan akal kita dan akhirnya memang pantas kalau disebut kaum intelektual.
Yang jelas mahasiswa kalau berkomentar harus punya dasar,kalau berpendapat harus ada argument yang tepat.semoga kita tidak termasuk orang-orang yang Tersesat,dan akhirnya selamat dunia dan akhirat,Ami...n.
Ditulis pada Tahun 2010 Zaman
Ali shodiqin dan Fathul Qorib diolah dari FDSD
Ali shodiqin
0 komentar:
Posting Komentar