Kamis, 13 Februari 2014

Kader PMII Harus Gali Potensi Diri

Salam Pergerakan…!!!!
Dua tahun kebelakang sahabat-sahabati masih duduk dibangku sekolah menengah atas, berbeda dengan kondisi dua tahun kedepan. Sahabat-sahabati sudah dianggap orang yang mampu merubah dunia, yang menjadi pertanyaan siapakah yang mempunyai anggapan tersebut? Tidak lain adalah masyarakat terdidik atau masyarakat maju. Hal yang demikian sudah biasa tentunya jika sahabat-sahabati berproses hingga selesai di PMII. Berposes disini tidak diartikan hanya datang diskusi lalu duduk setelah selesai pulang. Akan tetapi sahabat mampu mengaplikasikan apa yang sahabat peroleh dari PMII, kepada lingkungan sekitar. Setidaknya sahabat mempunyai daya tawar yang kuat dibanding kawan-kawan mahasiswa yang tidak berproses di PMII.
Sudah saatnya sahabat selaku kader PMII untuk mengali potensi diri secara maksimal. Perlunya mengali potensi diri adalah salah satu langkah strategis bagi sahabat yang membaca situasi lima tahun kedepan. Dapat dikatakan langkah strategis karena sahabat lima tahun kedepan tidak akan lagi beretorika dalam sebuah lingkup akademik akan tetapi sahabat sudah terjun ke lapangan, dalam hal ini sahabat sudah bersentuhan dengan masyarakat. Oleh karenanya potensi diri perlu dimatangkan melalui kegiatan-kegiatan produktif yang membangun. Bagi kader yang senang dalam dunia tulis menulis maka saat ini juga sahabat mengali pengetahuan tentang jurnalistik. Dan begitupun dengan kader-kader yang lain.
Kata mahasiswa akan selalu dipandang wah, bagi sebagian kalangan. Angapan seperti ini dalam persepktif penulis tidak menjadi bahan perbincangan yang serius mana kala kita sebagai mahasiswa benar-benar bisa mempunyai solusi yang solutif dan kreatif. Angapan mahasiswa jika sahabat berada di kampus, sedangkan jika sahabat berada di rumah maka, tidak lain sahabat sama dengan masyarakat. Artinya, mahasiswa harus peka terhadap lingkungan sosial, peka disini dimaknai bahwa mahasiswa harus bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat. Kata memperjuangkan seakan membingungkan bagi sahabat yang tidak memahami bahwa masyarakat adalah sapi perah oleh para kapitalis dan pemimpin yang lalim. Hal yang demikian dapat dibuktikan berapa upah sehari orang tua kita sahabat? Apakah sudah mencukupi kebutuhan keluarga? Fenomena seperti ini banyak sekali terjadi khusunya dilingkungan Jepara. Oleh karenannya sahabat dituntut untuk bisa mengayomi masyarakat dengan ikut berproses di PMII.
Sahabat kuliah tidak akan cukup untuk berjuang di masyarakat, sahabat perlu wawasan yang sesuai, nilai A dalam perkuliahan tidak akan berguna bila sahabat tidak mampu memanifestasikan apa yang seharusnya menjadi kebutuhan masyarakat. Masyarakat tidak membutuhkan nilai A, masyarakat menilai dari eksitensi kita dalam kehidupan bermasyarakat. Bukan berarti tulisan ini menyudutkan bagi sahabat yang kuliah, dan pada dasarnya kuliah itu penting. Akan tetapi kuliah yang sesuai dan tangungjawab terhadap kemajuan bangsa ini yang perlu digali. Jarang sekali ada mahasiswa yang membicarakan tentang kemajuan bangsa yang ada hanya tentang pacar baru, hanphone baru, tender baru.
Sudah saatnya kita melakukan perubahan baik secara mikro maupun makro. Setidaknya perubahan itu berlaku pada diri sendiri dengan mengali potensi-potensi yang berada dalam diri sahabat. Potensi tidak akan keluar jika sahabat tidak mengikuti proses yang sebenarnya, oleh karena itu jangan patah semangat berproses di PMII. (KS)

ditulis pada saat adanya penyelenggaraan MAPABA tahun 2013 di desa Jenggotan Kec. Kembang Kab. Jepara

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Contact Person

Muhammad Iklil (Ketua Rayon Syari'ah dan Hukum) 087 746 566 766 Muwasaun Niam (Pimred Karsa Soeper) 085 741 498 232

Karsa Soeper

Merupakan media wacana dan berita Rayon Syari'ah dan Hukum UNISNU JEPARA

Alamat Redaksi

Jl. Majapahit Gg. Mawar RT.08/VI Gerjen Sari Tahunan Jepara

Copyright © 2014. KARSA SOEPER - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz